PRINCES INSURANCE WORLDWIDE

Informasi Terpanas Tentang Manfaat Asuransi Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES CELEBRITY WORLDWIDE

Informasi Terpanas Tentang Kehidupan Artis Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES HISTORY TOUR AND TRAVEL

Informasi Terpanas Tentang Perjalanan Wisata Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES LOVE GOD

Informasi Terpanas Tentang Kehidupan Rohani Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES ADVERTISING

Kesempatan Buat Anda yang ingin Memajukan Bisnis dengan Pasang Iklan Secara Gratis dan Dibaca diseluruh Dunia *** Read More ***

Translate this page to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Belajar jualan Emas dan Uang

Showing posts with label Jaman Presiden Jokowi. Show all posts
Showing posts with label Jaman Presiden Jokowi. Show all posts

Sunday, August 12, 2018

Perdamaian Indonesia Strategi Jitu Jokowi Menghadapi Jendral Kardus

Perdamaian Indonesia

Jokowi betul-betul sosok yang mencintai perdamaian. Ia mengabaikan calon-calon lain yang kuat, intelektual, muda, demi mendapatkan sesuatu yang jauh lebih substansial—yaitu situasi Indonesia yang rukun.

Dengan begini pula, Jokowi mungkin ingin membuka mata para pembencinya yang tergabung dalam rombongan PA 212, GNPF Ulama, atau yang lainnya, bahwa Jokowi malah lebih berjiwa besar untuk memilih ulama sebagai pemimpin bangsa ketimbang Prabowo. Mereka berkoar-koar Prabowo akan memilih ulama dan Prabowo dekat dengan ulama, tetapi nyatanya yang Prabowo pilih adalah Sandiaga Uno.

Lalu, siapa yang lebih Islami dan memihak kepada ulama? Jokowi atau Prabowo? Mereka pasti akan pusing tujuh keliling dengan kenyataan yang sangat menyakitkan ini. Mereka sudah yakin 1000% persen bahwa pemerintahan Jokowi adalah pemerintahan thogut yang harus dilengserkan, anti-Islam dan tidak berpihak kepada ulama. Mereka sudah yakin 1000% persen bahwa tagar #2019gantipresiden adalah kesempatan emas mereka untuk memajukan ulama sebagai pemimpin dan berpasangan dengan Prabowo. Mereka sudah 1000% yakin bahwa mereka sudah ada di pihak yang peduli pada ulama.

Nyatanya, apa yang mereka yakini itu berbolak-balik 180 derajat. Justru Jokowil-lah yang menggandeng ulama besar di negara ini, sementara junjungan mereka malah memilih petugas partai. Boro-boro mimpi Prabowo mengambil Rizieq Shihab, UAS, atau salah satu dari habib-ulama yang mereka usulkan, Prabowo malah memilih Sandiaga Uno.

Semoga pilihan ini betul-betul tepat dan menghasilkan apa yang diinginkan Jokowi dan koalisinya, dan masyarakat Indonesia secara umum. Kita sudah lelah dengan perdebatan yang mengadu urat leher, saling benci dan menyebarkan hoax hanya karena perasaan bahwa pemerintah saat ini tidak “Islam”. Bahwa pemerintah saat ini pro asing-aseng.

Dengan ditunjuknya Ma’ruf Amin, semoga separuh saja—jika saya boleh berharap—tidak wajib semuanya, karena itu tugas yang teramat sulit, pasukan kampret terbuka hatinya dan mulai memberikan kepercayaan kepada negara ini.

Kalian bisa melihat betul bagaimana Jokowi sangat memuliakan Islam dan ulama di negeri ini.

Respons Mahfud MD

Di tempat berbeda, Mahfud MD memberikan jawaban yang menunjukkan bahwa ia adalah seorang negarawan. “Kita harus mengutamakan keselamatan negara ini daripada sekadar nama. Kita terima ini sebagai keputusan dan kita dukung negara ini agar bisa terus berjalan.” Meskipun nampaknya agak sedikit kecewa, saya bisa memakluminya, yang penting Mahfud MD sudah bersikap jantan.

Mahfud MD masih sangat muda jika diukur dalam usia politik, dan mengabdi kepada bangsa dan negara itu bisa melalui apa saja.


Hasil pilihan Jokowi sudah keluar, saya sungguh sempat menyangkanya sebagai Mahfud MD, apalagi setelah menonton video terakhirnya beberapa jam yang lalu, yang seolah mengiyakan bahwa dialah yang telah dipilih Jokowi.

Ok, jujur saja ini adalah kejutan yang agak mengecewakan. Saya sungguh senang betul ketika seolah-olah Mahfud MD-lah yang menjadi cawapres. Menurut saya, Mahfud sosok yang nyaris sempurna, ia seorang agamawan, pengalamannya sudah di eksekutif, legislatif, bahkan yudikatif. Dan ia seorang intelektual yang layak disimak ketika berbicara. Cerdas dan tajam.

Tapi bagaimanapun, saya sudah katakan, siapa pun pilihan Jokowi, saya tidak peduli karena yang paling penting bagi saya—dan kita semua, warga Seword—Jokowi-lah yang utama. Selama pemimpinnya Jokowi, saya akan mendukungnya. Memang rasanya akan jauh lebih mengesankan jika Jokowi memilih Mahfud MD, tapi, ya sudahlah. Saya yakin ini adalah strategi kemenangan gaya Jokowi, merangkul lawan menjadi kawan.

Ma’ruf Amin memang bukan “lawan” Jokowi, tetapi ia pernah menjadi junjungan tujuh juta ummat yang berkumpul di Monas pada masa Ahok lalu. Ingat apa nama kelompok mereka saat itu: GNPF MUI (Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia). Siapa itu? Ma’ruf Amin. Artinya, bagi warga seberang, Ma’ruf Amin adalah sosok yang mereka hormati dan pernah dijunjung tinggi fatwanya—mengenai Ahok.

Pada awal 2017 kemarin, pengacara Ahok dan Ahok pernah dikecam dan dipolisikan karena dianggap menghina Ma’ruf Amin. Nah, sekarang, apa mereka mau menjilat ludahnya sendiri dengan menghina Ma’ruf Amin, hanya karena ia adalah wakil Jokowi? Apakah mereka akan mengatakan bahwa PDIP dan koalisinya adalah partai penghina Islam dan anti-Islam lagi?

Strategi ini, akan menampar bolak-balik wajah para pembenci Jokowi yang menuduh Jokowi antek China, PKI, dan anti-Islam, setelah ia menggandeng Ma’ruf Amin yang menjadi pemimpin ulama Indonesia secara legal-formal (MUI). Bukannya diangkat-angkat saja seperti Rizieq Shihab.


Tertawa ha ha ha ha ha

Friday, December 30, 2016

Lepas Bantuan untuk Rohingya, Kegiatan Preesident Har Ini

Nazaret - PRESIDEN Joko Widodo hari ini melepas bantuan untuk pengungsi Rohingya di Myanmar. Setidaknya ada 10 kontainer yang dikirim melalui pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Sepuluh kontainer tersebut berisikan mie instan, makanan bayi berupa gandum dan sereal, sarung. Ini barang2 yg diminta dari sana setelah Menteri Luar Negeri (Retno Marsudi) berkomunikasi dengan di sana," kata Presiden di Terminal 3, Dermaga 302, Tanjung Priok, Kamis (29/12).

Menurut Jokowi, barang-barang itu banyak yang berasal dari masyarakat, seperti pengusaha, dan juga pemerintah. Dia menjelaskan, diplomasi telah menjalankan tugasnya untuk menunjukan kepedulian tanpa kegaduhan.

"Kepedulian kita sudah kita lakukan tanpa menggunakan megaphone diplomacy," papar dia.

Pada 6 Desember 2016, Jokowi sudah mengutus Menlu Retno untuk bertemu Aung San Suu Kyi, aktivis prodemokrasi Myanmar. Indonesia menyampaikan empat pesan mengenai pentingnya membuka akses kemanusiaan ke Negara Bagian Rakhine, tempat kediaman suku Rohingya.

Jokowi meminta Myanmar segera menciptakan stabilitas dan perdamaian di Rakhine. Dia juga menekankan perlunya perlindungan dan penghormatan HAM, utamanya bagi komunitas muslim.

"Harapan saya bantuan Indonesia ini diterima dengan baik sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama dan harapan saya perdamaian, stabilitas dan harmoni segera tercipta di Rakhine State," pungkas dia.






Sumber t: http://www.mediaindonesia.com/news/read/85045/presiden-jokowi-lepas-bantuan-untuk-rohingya/2016-12-29#sthash.IWKvLzYr.dpuf

Saturday, December 24, 2016

Persiapan Natal Jokowi di Manado

Nasaret - Aparat keamanan dari unsur Polri dan TNI siap menjaga ketat pelaksanaan perayaan Natal Nasional 27 Desember di Tondano, Kabupaten Minahasa.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dipastikan akan hadir.
Selain itu turut hadir Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, selaku ketua umum panitia pelaksana serta sejumlah menteri.

"Presiden sudah menyiapkan diri akan hadir karena beliau yang memilih Sulut sebagai tempat pelaksanaan," jelas Olly Dondokambey Gubernur Sulut usai menghadiri pelaksanaan Sarasehan Kebhinekaan dalam rangka Perayaan Natal Nasional Republik Indonesia di Hotel Peninsula,

Selain menghadiri perayaan Natal Presiden juga akan melaksanakan agenda lain seperti peresmian sejumlah proyek yang sudah selesai. Olly meminta kepada media memberitaka kegiatan itu serta kegiatan lainnya dalam rangka sambut Natal.

"Kami pemerintah support penuh kegiatan ini. Baik panitia lokal dan Nasional sudah siap," tukasnya.
Wakil Bupati Minahasa Ivan Sarundajang mengatakan, saat ini venue pelaksanaan terus dibenahi supaya pada 27 Desember dipastikan siap digunakan. "Pelaksanaannya di Stadion Maesa Tondano," tutur IvanSa sapaannya.

Guna menyukseskan kegiatan ini, Pemkab Minahasa terus melakukan koordinasi dengan panitia lokal dan nasional sampai mensinkronkan agenda yang akan dilakukan jelang hari H.
Pemberitahuan kepada seluruh gereja di Minahasa terus dikumandangkan bahwa akan dilaksanakan Perayaan Natal Nasional.

Kapolda Sulut Irjen Wilmar Marpaung mengatakan untuk pelaksanaan nanti di bawah koordinasi Danrem. Selanjutnya Polri dan aparat keamanan lainnya sudah tidak ada masalah.
"Kami bersama TNI sudah berpengalaman mengamankan kedatangan orang nomor satu di republik ini setelah dua kali kedatagan sebelumnya," ujar Wilmar.

Kapolda menambahkan, nantinya aka ada prosedur tetap pengamanan kepala negara, lewat komando TNI dengan Satuan Keamanan Presiden Ring Satu sampai tiga.

"Kami akan kawal Pak Presiden mulai dari kedatangan di bandara, hotel dan sejumlah tempat yang teragenda, dengan kekuatan personel Polri dan TNI 700 sampai 1.000 pasukan," tandasnya.

Ahok Adalah Kunci Program Jokowi Yang Namanya REVOLUSI MENTAL

Nazaret - Pada saat Awal Jokowi siap Menjadi President , Beliau sudah Mengumandangkan Revolusi Mental. karena memang mental bangsa yang saat ini masih mudah di adu domba baik dengan suku ataupun agama, sumbu panas sering dipicu oleh oknum-oknum yang ingin menguasai sumber daya alam indonesia, begitu banyak proyek Mangkrak, begitu terorganisirnya para koruptor, bahkan sampai orang yang katanya Paling mengerti Agama dan dijadikan seorang Mentri Agama juga Koruptor Dana Haji dan Pengadaan Alquran..


REVOLUSI MENTAL
Ahok adalah kunci dari program jokowi yang namanya " revolusi mental"

Kalau ahok terpilih 2 periode jakarta akan bersih dari :
- Korupsi
- Premanism
- Mafia
- Pungli

Jakarta akan menjadi seperti singapur bahkan mungkin melebihi.
Ini yang ditakuti oleh banyak koruptor di Indonesia.
Dari satu Ahok yang seperti bibit pohon langkah akan tumbuh pohon pohon yang lain.
Bibit bibit baru akan menjadi seperti spora menyebar ke seluruh Indonesia.
Kota kota besar lain akan meniru jakarta.
Akan ada banyak kota kota yang bertumbuh dan menyerap banyak tenaga kerja, menurunkan jumlah penggangguran.

Pemerintah pemerintah daerah akan meniru system administrasi DKI yang sudah teruji, "revolusi mental" yang di canangkan sebagai program pada saat kampanye pemilu 2014 mulai berjalan.
Era "Indonesia baru" dimulai.
Indonesia bergerak menuju "Indonesia maju".
Dimuliakan dan terpujilah Tuhan yang merencanakan periode sekarang ini.
Tidak pernah terjadi di dalam perjalanan bangsa Indonesia.
Selama 71 tahun kita merdeka tidak pernah ada 2 pemimpin yang mempunyai integritas tinggi untuk membrantas semua kejelekan kejelekan yang ada dipemerintah dan dimasyarakat.

Keduanya adalah pejabat tertinggi:
Presiden Jokowi RI1 
Gubernur Ahok DKI1

Ini bukan kebetulan tapi ini adalah rencana Tuhan, karena semua otoritas datang dari atas.
Kita yang cinta akan kebenaran dan patriotis kepada negara yang Bhinneka Tunggal Ika.
Kita haruslah bersyukur karena Indonesia masuk dalam rencana Tuhan.
Rencana Tuhan itu penuh suka cita dan damai sejahtera.

Mengapa saya bisa bicara seperti ini, perhatikan hampir semua negeri majoritas islam didunia semua sedang berperang dan banyak terroris dimana mana, hanya diindonesia ada kedamaian.
Ada juga si pengacau yang tidak senang dan ini digunakan dengan cara cara yang licik dan curang dengan membayar organisasi tertentu untuk mengoncang pemerintah yang sah.
Marilah para pecinta NKRI kita rapatkan barisan untuk menjagai rencana Tuhan yang indah untuk bangsa Indonesia.

Lah Begitu Yang Rukun, Ujar Jokowi Pada 3 Pasangan DKI di Acara Haul Gusdur

Dalam acara Haul ke-7 Presiden RI ke-4, Abdurahman Wahid atau Gus Dur, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta ketiga pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur DKI yang hadir untuk hidup rukun menjelang pelaksanaan Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2017.

"Sekarang hadir di sini tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI. Hadir semuanya, di absen dulu. Katanya tadi disana minta di absen. Silakan berdiri semuanya," kata Jokowi di Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (23/12).


Kemudian, paslon nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni; paslon nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat serta paslon nomor urut tiga, Anies Baswedan tanpa Sandiaga Uno berdiri ditengah-tengah para tamu. Mereka mendapat tepuk tangan yang meriah dari para tamu.

"Lah mbok begitu, yang rukun. Wong kita ini saudara sebangsa setanah air," ujar Jokowi yang disambut gemuruh gelak tawa para tamu undangan.

Menurutnya, Gus Dur selalu mengajarkan untuk mengkilat erat tali persaudaraan. Gus Dur selalu memandang Indonesia kedepan dengan melakukan kemudahan untuk mencapai suatu tujuan.

"Persaudaraan yang diajarkan oleh Gus Dur, bener enggak? Dan menurut saya, Gus Dur selalu dapat memandang Indonesia ke depan. Dan ketika ambil keputusan rumit, saya sempat teringat kata-kata beliau, gitu saja kok repot. Tadi saya dibisiki putri beliau, Yenni, inspirasi ucapan itu kaidah fiqih, yasirru wala quyasirru, permudahlah dan jangan dipersulit. Kita yang mudah malah dipersulit. Harusnya yang sulit dipermudah. Jangan dibalik-balik," paparnya.

“Saya percaya Gus Dur pasti gemas, geregetan kalau ada kelompok yang meremehkan konstitusi, yang mengabaikan kemajemukan kita, memaksakan kehendak dengan aksi kekerasan, radikalisme, terorisme,” kata Presiden.

Presiden juga menyoroti dinamika media sosial (medsos) yang dipenuhi hal-hal negatif. “Akhir-akhir ini yang kita lihat terutama yang ada di media sosial. Kita lupa, lalai, tidak bisa bedakan mana kritik mana yang menghina, mana kritik mana yang menjelekkan, mana kritik mana yang menghasut, mana kritik mana ujaran kebencian,” tukasnya.

Presiden berharap seluruhnya itu tidak diteruskan oleh masyarakat. “Energi besar kita habis untuk hal-hal yang tidak perlu. Bisa kita lupa strategi besar negara kita, lupa kita sejahterakan rakyat kita, lupa kita membangun industri besar ke depan karena ribut, ribut dan ribut,” ujarnya.

Seandainya Gus Dur masih hidup, menurut Presiden, pasti Gus Dur berkata bahwa bangsa ini masih kayak anak TK. “Pasti digitukan oleh Gus Dur,” katanya.

“Padahal, kita harusnya bersyukur ketika banyak negara lain goyah cari pedoman hidup, kita punya Pancasila. Ketika bingung cari panduan berbangsa dan bernegara, kita punya Pancasila, sehrusnya kita membangun lebih cepat, gotong royong, sehingga kita bisa memenangkan persaingan.”

Presiden menyatakan, Gus Dur merupakan sosok yang selalu optimis dalam memandang Indonesia ke depan. “Tidak kagetan, gumunan. Saya selalu teringat kata-kata beliau, gitu saja kok repot. Kita ini yang mudah-mudah malah dipersulit, harusnya yang sulit-sulit dipermudah,” pungkasnya.

Tuesday, December 20, 2016

Rupiah Terbaru Mirip EURO dan Simbol BI terbaru sudah Ada sejak Tahun 2014 Awal Pada Masa President SBY

Nazaret - Ada temen lulusan S2 buat status gini " melihat Rupiah baru itu serasa berada di China, karena mirip banget dengan Yuan, rupanya gambar Palu Arit ngak cukup yah, inilah bukti nyata kalau Jokowi sudah menjadi Antek Aseng..."

Komentar gua, ternyata salah pergaulan bisa menyebabkan seseorang hamil kebodohan dan melahirkan kedunguan, ngak perduli loe lulusan mana, kalau udah bergaul dengan kaum JIN-ru maka akal dan hati akan mati perlahan.

Masalah palu arit padahal udah dijelaskan sama BI kalau terbitnya itu diawal tahun 2014 berarti masih zamannya Pak Mantan President SBY tp kok masih ngotot Jokowi yg disalahkan. N masalah Rupiah baru yg katanya mirip yuan, Hadeeh mbok sekali-kali loe jalan ke Malaysia lihat Ringgit,ke Thailand lihat Bath atau agak jauhan dikit ke Eropa toh Jo,Paijo biar tau gimana bentuk Uero, kira2 lebih mirip mana dibanding Yuan.

Jadi gini ya Jo, tujuan penerbitan Rupiah baru ini ada 2, yg pertama menaikan tingkat kemanan, Rupiah baru ini adalah salah satu mata uang yg tingkat keamanannya terbaik didunia karena memiliki 12 fase keamanan,mulai penggunaan jenis kertas terbaik yg terlihat kasar tp licin sehingga memudahkan kaum tuna netra mengetahui nominalnya,kemudian dari segi warna, ultraviolet sampai rectoverso,jadi rupiah baru ini sangat sulit untuk dipalsukan.

Yang kedua, memperkenalkan dan mengingat pahlawan2 nasional lainnya, berkat Rupiah lama mungkin kita mengenal Patimura,Diponegoro,Bung Tomo,Cut Nyak Dien dll,mulai sekarang kita akan terbiasa melihat gambarnya Ir Djuanda Kartawidjaja pada Rp 50.000 kertas, Ratulangi dipecahan Rp 20.000 kertas, Frans Kai-siepo pada Rp 10.000 kertas dan Idham Chalid pada Rp 5.000 kertas. Sedangkan Mohammad Hoesni Tharin pada Rp 2.000 kertas, Tjut Meutia pada Rp 1.000 kertas, I Gusti Ketut Pudja pada Rp 1.000 logam, TB Simatupang pada Rp 500 logam dan terakhir, Tjipto Mangoenkoesoemo pada Rp 200 logam, Herman Johannes pada Rp 100 logam.

Kenapa kita harus mengenang pahlawan2 nasional kita, karena bangsa yg besar adalah bangsa yg bisa menghargai jasa2 Para Pahlawannya, biar loe sadar kalau kemerdekaan yg kita peroleh saat ini itu hasil jerih payah dari perjuangan yg sudah mengorbankan harta,darah bahkan nyawa Para pahlawan kita yg berasal dari suku,ras dan agama yg berbeda, Jgn loe kira HTI atau FPI yg memerdekakan bangsa ini.

Btw gua jadi heran kenapa di isi kepala kalian cuma ada China, semuanya kalian sangkut pautkan sama China mulai dari bus China,pekerja China,beras China dan sekarang uang China, hadeeh... hanya gara2 Ahok kalian kena Fobia China. capcai dech...dasar otak KW 3 buatan China.

Tuesday, December 13, 2016

Ini Alasannya Jokowi Dianggap Langgar HAM dalam Kasus Ahok

Nazaret - Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos menilai Presiden Joko Widodo diduga sudah melanggar hak asasi manusia (HAM) dalam perkara dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Menurut Bonar, dalam sudut pandang HAM, negara wajib melindungi dan memenuhi HAM kepada seluruh warga negara. Dia merujuk pada teori representasi negara yang terdiri atas tiga unsur yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Unsur eksekutif bisa direpresentasikan sebagai pemerintah, termasuk institusi kepolisian dan kejaksaan.

Bonar menegaskan, negara wajib melindungi Ahok dalam perkara dugaan penistaan agama yang besok disidangkan. “Perspektif hak asasi manusia memang yang dilindungi itu bukanlah agama, tapi orang,” kata Bonar kepada Tempo di kantor Setara Institute Jakarta, Senin, 12 Desember 2016.

Dalam perpektif HAM, menurut Bonar, agama adalah sesuatu yang abstrak. Selain itu, agama tidak bisa dijadikan subjek hukum sehingga tidak perlu dilindungi. Ia menilai sesuai kaca mata hak asasi manusia, Ahok pada kasus dugaan penistaan agama tidak bisa disebut menistakan agama.

Menurut dia, penetapan status tersangka dan dakwaan yang diberikan terhadap Ahok bisa diartikan bahwa negara telah melanggar HAM terhadap Ahok sebagai individu. Secara tidak langsung, kepolisian dan kejaksaan adalah aparat dari pemerintahan yang dipimpin Presiden Jokowi.

Jokowi menyerahkan kasus Ahok sesuai proses hukum yang berlaku. Bonar menilai langkah Jokowi tersebut secara tidak langsung menjustifikasi dan membiarkan pelanggaran HAM terjadi. Ia menganggap upaya yang dilakukan Presiden terhadap Ahok adalah untuk menghindari konflik yang semakin besar di kemudian hari.

Selain itu Presiden dinilai mempertimbangkan kestabilan dan keamanan nasional. Namun, Bonar menilai Presiden Jokowi berada dalam situasi yang dilema dalam menyikapi kasus Ahok. Bonar menilai masih ada kesempatan bagi negara untuk memenuhi HAM terhadap Ahok.

Dalam pengadilan, kata dia, selalu ada ruang bagi jaksa bukan hanya menguatkan apa yang didakwakan. Tetapi juga melihat perkembangan baru. Bisa saja, jaksa menarik dakwaan apabila memang tidak memenuhi syarat. “Kalau negara ingin menjaga, memenuhi HAM, seharusnya dia (jaksa) melihat kemungkinan itu."

Sementara itu, kasus penistaan agama yang membelit Ahok telah memasuki babak baru. Setelah kejaksaan menyatakan berkas kasus Ahok lengkap, pengadilan menjadwalkan sidang perdana terhadap Ahok. Sidang terhadap Ahok bakal digelar secara terbuka pada Selasa, 13 Desember 2016.

Adapun Joko Widodo berkali-kali menegaskan bahwa dia tidak akan melindungi Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, dalam kasus dugaan penistaan agama. Ia pun memastikan tak akan mengintervensi kasus yang sedang diusut Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI itu.

"Rakyat perlu tahu, saya tidak akan melindungi Saudara Ahok karena sudah masuk proses hukum," kata Presiden Joko Widodo di kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta Pusat, 9 November 2016. Karena itu, Jokowi meminta Polri menuntaskan kasus Ahok secara transparan dan tegas.



Sumber Tempo https://nasional.tempo.co/read/news/2016/12/12/063827328/jokowi-dianggap-langgar-ham-dalam-kasus-ahok-ini-alasannya#

Wednesday, December 7, 2016

Jaman Suharto Pengedit Video Penistaan Agama Gak di Hukum Apakah Sekarang Juga Sama???

Di era Soeharto, dalam sebuah acara di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Permadi mengatakan, undang-undang dasar memungkinkan presiden menjadi diktator secara konstitusional. “Soekarno diktator, Soeharto diktator. Di tengah diskusi itu, Permadi masih ingat betul, ada seorang peserta diskusi menyatakan sepakat dengan pernyataannya tentang diktator. “Rafly Harun, yang sekarang profesor tata negara, dulu masih mahasiswa. Dia bilang bahwa hanya ada satu diktator di dunia ini yang baik, yakni Nabi Muhammad. Karena bukan untuk kepentingan pribadi dan golongannya tapi untuk umatnya. Saya pun langsung bilang, saya sependapat dengan anda, Nabi Muhammad adalah diktator yang baik seperti yang anda katakan,” kenang Permadi.

Permadi melanjutkan, acara diskusi itu ternyata direkam oleh sekretariat UGM. Kemudian dibagi-bagi. "Saya pun mendapatkan satu yang asli. Namun rekaman itu jatuh ke tangan Harmoko.Kemudian rekaman dipotong-potong, ucapan Rafly Harun tidak ada, yang ada hanya jawaban saya, Nabi Muhammad Diktator. Disebar luaskan ke umat Islam. Langsung ribuan umat Islam datang ke Kejaksaan Agung, lalu datang ke rumah saya sambil membawa poster, tangkap Permadi, gantung Permadi. darah Permadi halal. Saya langsung ditangkap dan dipenjara,” katanya.

Memasuki persidangan, Permadi membawa rekaman utuh kepada majelis hakim Pengadilan Negeri Yogyakarta. “Hakim heran. Dia tahu karena ini rekayasa,”. Di persidangan, majelis hakim memvonis Permadi dengan hukuman tujuh bulan penjara. Namun entah bagaimana rekaman asli itu sampai ke tangan Presiden. Pak Harto marah dan malu karena Permadi di perlakukan tidak adil. Semua karena ulah Harmoko, Faisal Tanjung dan Din Samsudin yang sehingga menjadikan dirinya terpidana dengan memotong motong rekaman asli ( https://www.youtube.com/watch?v=qrUBmPphAMc). Akhirnya Pak Harto memerintahkan agar Permadi di bebaskan dari penjara. Dia hanya menjalani hukuman 1 bulan tanpa proses banding atau pembelaan secara hukum. Tapi tidak ada yang bisa membantah bahwa Permadi telah di perlakukan tidak adil selama proses peradilan terhadap dirinya.

Andaikan kasus Permadi itu di zaman Jokowi, Permadi tidak akan di penjara dengan tuduhan yang belum terbukti bersalah itu. Tapi di era Soeharto itu biasa saja. Andaikan kasus Permadi itu di era Jokowi, dia akan di bebaskan oleh Hakim karena bukti yang dia berikan tidak sama dengan bukti yang di jadikan jaksa sebagai dasar menuntutnya. Tapi di era Soeharto, itu biasa saja. Andaikan kasus Permadi itu di zaman Jokowi, maka Harmoko , Faisal Tanjung, Din Samsudin akan jadi tersangka karena bukti yang di laporkan tidak sama dengan aslinya. Tapi di era Soeharto, itu biasa saja.

Ahok bukanlah Permadi walau kasusnya tidak jauh beda dengan Permadi dimana di nyatakan bersalah karena sebuah " kata kata", dan Ahok bersyukur hidup di era reformasi, khususnya di kepemimpinan Jokowi di mana supremasi hukum diatas segala galanya, sehingga tidak harus di tahan sampai dia benar benar terbukti bersalah oleh keputusan Hakim. Jokowi bersikukuh memastikan supremasi hukum di tegakan agar tidak boleh ada lagi orang di penjara karena di rekayasa oleh sekelompok orang atas dasar suka tidak suka. Karena lewat supremasi hukum itulah semua warga negara yang plural ini bisa hidup nyaman dan punya harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Tuesday, December 6, 2016

Jokowi Turun Gunung Untuk Mengendalikan Situasi

Nazaret - Jokowi akhirnya Turun Gunung menghadapi Lawan lawan Politiknya, Semua tujuan Lawan politik Jokowi dengan berbagai cara dimulai dari sekarang adalah menghentikan langkah Jokowi di Tahun 2019 dan juga agar kedok mangkrak tidak bisa dibongkar...

 Isu tentang penistaan agama yang diduga dilakukan oleh Ahok mulai memasuki babak baru. Rakyat harap-harap cemas, bagaimana status Ahok dalam pusaran kasus yang menghebohkan bangsa ini. Selain itu, pasca demo besar-besaran, 4 November dan 2 Desember kemarin, isu yang berkembang menjadi semakin liar. Hal yang awalnya hanya remang dan dugaan, kini muncul ke permukaan menjadi terang, terutama isu tentang tunggang-menunggangi dan adanya upaya berbau makar. Nuansa politisnya semakin kentara. Pernyataan Jokowi seakan menjadi legitimasi kebenaran isu tersebut, terutama ketika secara tegas Jokowi mengindikasikan adanya aktor-aktor politik yang mencoba memancing di air keruh. Ada nama-nama yang dikantongi intelijen sebagai pengalir dan penerima aliran dana mobilisasi di lapangan. Untuk meredam gejolak di tingkat bawah yang seakan memaksanya untuk mengetuk palu hukum, Jokowi “turun gunung”, menemui tokoh bangsa dan para ulama’.

Sebelumnya, pasca memberikan keterangan terbukanya, SBY menjadi “titik perhatian” publik. Hampir semua analisa politik mendudukannya sebagai pusat episentrum. SBY menjawab secara terbuka isu liar yang berkembang. Dengan gaya bicara khasnya yang selalu memosisikan diri sebagai korban, SBY merasa sedih dan terganggu dengan banyaknya asumsi dan fitnahan yang menuduhnya “mendalangi” aksi demo bela agama. Tegas ia katakan, Ahok harus segera diproses. Jika tidak, sampai lebaran kuda pun tidak akan selesai. SBY panas membara. Ungkapan “Sampai Lebaran kuda” pun menjadi viral. Pernyataan ini, terasa agak aneh. Pertama, SBY terlalu over dan lebay. Sama sekali tak menampakkan ketenangan seorang yang kenyang pengalaman. Kedua, pernyataannya cenderung provokatif, tidak mendinginkan suasana sebagaimana diharapkan banyak kalangan. Ketiga, kalimatnya tidak tampak sebagai klarifikasi, tapi mengesankan ada tendensi tertentu, terutama menyangkut Pilkada DKI. Sehingga wajar, ketika sebagian orang sama sekali tak bergeming dengan klarifikasinya; SBY tetap menjadi trend-setter sebagai salah satu dari aktor-aktor politik yang disinggung oleh Jokowi kemudian.

Kalau dugaan tersebut ternyata benar, tentu ini erat kaitannya dengan Pilkada DKI Jakarta. Ini adalah bagian dari taktik SBY untuk memenangkan calon yang diusungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ini bukan hanya soal hubungan ayah-anak, tapi soal memberikan keyakinan kepada AHY bahwa ia masih berada di jalur kemanangan. Pengorbanannya berhenti dari TNI, harus dibayar mahal: kemenangan. Namun pada sisi lain, SBY sadar dengan “Kuda”nya. “Kuda” yang sangat disayangi, sebagai penerus garis politiknya. Ia tahu betul “kuda” taruhannya bukanlah “kuda perkasa”, tak terlalu kenal medan. Tentu tidak sebanding jika disejajarkan dengan dua “kuda” lainnya yang lebih garang dan menantang. Maka, untuk membuat “kuda”nya menjadi pemenang, ia tidak bisa head to head secara langsung. Ia harus membuat dua “kuda” lainnya melemah dan bermasalah.

Gayung bersambut. Momentumnya ia dapatkan ketika Ahok, “kuda” yang paling ditakuti, tergelincir dengan kalimat yang sensitif, yang kemudian diolah sedemikian rupa menjadi isu penistaan agama. Sebagai mantan presiden, yang lekat dengan beberapa tokoh agama, mudah bagi SBY menggerakkannya. Ingat, SBY pernah merasakan manisnya memainkan isu keyakinan agama ketika memenangkan pemilihan Presiden melawan Megawati (yang perempuan, tidak pakai kerudung, tidak bisa menjadi pemimpin secara agama, dll) dua kali berturut-turut. SBY sangat berpengalaman memainkan isu-isu sensitif seperti itu.

Isu pun bergulir, sukses luar biasa. Melahirkan demo terbesar sepanjang sejarah bangsa ini, hanya untuk menghancurkan seorang Ahok. Demo yang awalnya menuntut proses hukum, berubah menjadi tuntutan agar Ahok ditangkap dan ditersangkakan. Seakan memaksa Jokowi untuk turun gunung menjadi hakim. Meskipun secara hukum status tersangka tidak secara otomatis menggugurkan Ahok dalam kontestasi Pilkada, tapi dengan sekali mengatakan ”untuk apa pilih Ahok yang tersangka?” Urusan selesai. Lebih mudah menjatuhnya.

Kalau Ahok sudah dihancurkan, berarti tinggal “kuda tangguh” lainnya yang harus ditiarapkan. Anies, yang modal sosial dan politiknya jauh di atas AHY menjadi ancaman selanjutnya. Beredar dugaan, Anies akan dibuat senasib dengan Ahok. Buni Yani, pengunggah video yang dipersepsikan dekat dengan Anies (dikatakan sebagai pendukung fanatiknya), menjadi giliran bola selanjutnya untuk dimainkan. Nanti isunya pun kembali dibikin liar, yang seolah-olah publik membaca, ada peran pihak Anies cs. dalam upaya penyebaran video tersebut, atau menegasikan Anies sebagai sosok pengadu domba, dan mempersonifikasikan Anies dalam sosok Buni Yani yang suka memfitnah. Jelas ini merupakan keuntungan karena AHY akan semakin leading. Dengan taktiknya, SBY meniscayakan tumbangnya yang lain, sehingga “kuda” yang diusungnya menjadi satu-satunya finalis yang akan menang.

Posisi Presiden Jokowi yang Dilematis

Demo ini membuat posisi Jokowi delematis. Kalau Ahok dibebaskan, rakyat akan bergerak dalam skala yang jauh lebih besar. Jumlah kuantitas yang menakutkan diharapkan mengerdilkan mental Jokowi sebagai pimpinan. Namun, ketika Ahok kemudian menjadi tersangka, itu artinya Jokowi telah ikut gendang permainan SBY. Ingat, persepsi publik tentang demo rusuh, tanggal 4 November kemarin, lekat hubungannya dengan ultimatum yang disampaikan SBY. Kasus yang menimpa Ahok sebagai batu loncatan untuk mendapatkan target selanjutnya, Jokowi. Taktik busuk dan politik adu domba ala SBY menemukan tempatnya ketika ada selentingan yang menyebutkan, bahwa AHY akan dipersiapkan untuk bertarung melawan Jokowi pada Pilpres 2019 nanti. Melihat realitasnya, ini sepertinya bukan isapan jempol. AHY adalah representasi SBY, terutama ketika jargon “I want SBY back!” mulai mencuat ke permukaan.

Jokowi sepertinya mulai “agak risih” dengan pat-gulipat yang dimainkan oleh pendahulunya itu. Sebagai Presiden, tentu ia banyak mendapatkan informasi “kelas satu” yang membahayakan bagi pihak-pihak tertentu. Pernyataannya yang datar, tapi mengesankan kemarahan yang dalam. Ia menginstruksikan agar proses terhadap kasus Ahok dibuka transparan. Sehingga dengan itu, rakyat bisa menilai dan memutuskan. Pada saat yang bersamaan, Jokowi akan memutus dana yang akan mendalangi aksi lanjutan jika benar terjadi. Ia mulai menyentil pembangunan proyek-proyek yang mangkrak pada masa SBY masih menjadi Presiden. Suatu kali, Jokowi mengunjungi Hambalang, dan hanya dengan geleng-geleng kepala, banyak orang paham apa yang Presiden itu maksudkan.

Presiden Jokowi tidak mau pakai cara-cara murahan, ia lebih senang menggunakan BIN, KPK, PPATK, BPK, dan jalur-jalur konstitusional lainnya. Artinya, politik “prihatin” dan taktik adu domba yang busuk ala SBY akan menemukan lawan yang setimpal ketika bertemu dengan Jokowi, yang lebih suka menghukum lawan-lawannya perlahan-lahan.

Pada akhirnya strategi SBY terbongkar, publik akhirnya membaca bagaimana politik adu domba yang dimainkannya begitu hebat; bahwa ternyata tidak hanya untuk menghancurkan Ahok sebagai calon Gubernur DKI Jakarta terkuat, tapi juga untuk mengalahkan Anies, dan rupanya berbau hasrat untuk menjatuhkan Jokowi. Sekali mendayung, dua-tiga kepentingan terlampaui. Dua periode menjadi Presiden, ternyata membuat SBY jauh melebihi kemampuan Megawati (yang tak pernah menang head to head melawannya). Ini tidak bisa hanya dipandang sebagai taktik untuk Pilkada DKI Jakarta semata, tapi jauh lebih dari itu, ada kepentingan untuk kembali menguasai negeri ini.

Sunday, December 4, 2016

Jokowi Tidak Takut Dengan SNIPER, Tetap Nonton Timnas di Stadium

Nazaret - Seorang President selalu menjadi incaran para Sniper gelap, lagi lagi Jokowi tidak pernah mencemaskannya, ditengah tengah padatnya Supporter Bola antara Indonesia VS Vietnam dengan semangat NKRI maka JOKOWI berbaur dengan Supporter.. Dan Langkah Jokowi Benar benar memberikan Rasa Panas sehingga membakar Para Pemain Sepak Bola dan Berujung Indonesia menang 2 : 1 Melawan Vietnam.

Presiden Joko Widodo memberi ucapan selamat langsung kepada para pemain tim nasional Indonesia seusai menang 2-1 atas Vietnam pada semifinal pertama Piala AFF 2016, Sabtu (3/12/2016).

Pada laga di Stadion Pakansari itu, Indonesia menang berkat gol sundulan Hansamu Yama dan penalti Boaz Solossa. Satu-satunya gol Vietnam dibukukan Nguyen Van Quyet dari titik putih.

Presiden Jokowi menyaksikan langsung kemenangan Indonesia tersebut. Bahkan, pria kelahiran Solo itu tampak bangkit dari kursinya saat skuad Garuda mencetak gol.

Wajah semringah pun tampak dari Presiden Jokowi dengan hasil positif ini. Indonesia sempat kebobolan dan skor jadi imbang. Namun, Presiden Jokowi bisa kembali ceria setelah skuad Garuda mencetak gol kemenangan via penalti Boaz Solossa.



Selepas pertandingan ini, Presiden Jokowi turun dari tribune VVIP ke lapangan untuk memberikan ucapan selamat secara langsung. Bahkan, akun Twitter resmi Piala AFF 2016 mengunggah momen pertemuan pemain timnas Indonesia dengan Presiden.

"Ini awal yang sangat baik," kata Jokowi di akun Twitter pribadinya. Indonesia akan menghadapi Vietnam pada pertandingan kedua semifinal Piala AFF 2016 di Stadion My Dinh, Hanoi, pada Rabu (7/12/2016) malam

Friday, December 2, 2016

Baru Kali Ini President Jalan Kaki dari Istana ke Monas

Nazaret - Jokowi dan Jusuf Kall, Mentri Agama, Panglima TNI , Kapolri, Mentri Agama Serta Para Pejabat Negara menghadiri Salat Jumat di Monas Bersama para Peserta Aksi damai 212.. Ya Baru Kali ini seorang President Indonesia berjalan kaki dari Istana Negara ..

Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) terlihat keluar dari Istana untuk melaksanakan salat Jumat.
Keduanya dari informasi yang dihimpun akan melaksanakan salat Jumat bersama-sama dengan para peserta zikir dan doa bersama di Monas.
Dari pantauan Nazaret.xyz,

Presiden dan Wakil Presiden mengenakan pakaian putih, memakai payung berwarna biru, memakai peci hitam, berjalan menuju lapangan Monas untuk melaksanakan salat Jumat.
Tampak beberapa menteri ikut solat Jumat bersama di Monas. Antara lain Panglima TNI Gatot Nurmantyo,Menkopolhukam Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddi , Menseskab Pramono Anung. dan beberapa menteri lainnya.

Jadi Seharusnya Kita Mulai Sadar diri, dan jangan sampai dibutakan oleh para Provokator Negara yang ingin memecah belah bangsa ini.. Sejak Indonesia merdeka dan sejak indonesia ada Demontrasi tuntutan rakyat maka baru di era jokowi yang mau berjalan kaki menemui para pendemo dari istana merdeka...

Strategi Politik Jokowi Memang Jitu dan semakin membuat lawan lawannya kebingungan mencari strategi untuk menjatuhkan Jokowi, Semoga Para Provokator Makar semakin tipis Ruang Geraknya.

Friday, April 1, 2016

10 Tahun SBY Dikalahkan 2 Tahun Jokowi?

Princes Indonesia - Kompas cetak adisi 28 Maret 2016 dengan Judul "Ketegasan dan keberpihakan" menggambarkan perbandingan suasana entikong kalimantan Barat pada Tahun 2009 dan 2015, dua paragraf tulisan itu berbunyi: "Entikong, yang berjarak 203 kilometer dari Pontianak, termasuk dalam 50 kecamatan perbatasan yang mendapat prioritas pembangunan karena sangat tertinggal.

Saat Kompas melakukan perjalanan jurnalistik mengikuti jalur migrasi TKI ke Malaysia lewat jalan darat tahun 2009, Entikong hanya ramai saat subuh ketika bus malam dari Pontianak tiba. Selebihnya, Entikong tak ubahnya bagai kota mati. Jalan rusak, aliran listrik yang kerap padam, dan sulitnya air bersih mewarnai kehidupan di Entikong. Suasana berbeda begitu melintasi pos perbatasan Tebedu milik Malaysia.

Gedung pemeriksaan keimigrasian yang besar, jalan raya yang mulus, kantin bersih yang menyediakan aneka hidangan, sampai toko serba ada tersedia di sana." sementara itu di paragraf awal diuraikan:"Jalan selebar 5 meter kini telah menjadi jalan raya dua jalur selebar 20 meter. Bangunan lama tempat loket dan jalur pemeriksaan keimigrasian berada kini bernaung di bawah kerangka gedung megah yang sedang dibangun.

Satu tempat penampungan produk siap ekspor pun tengah dikerjakan". seorang Tentara berpangkat bintara di kampung saya mengatakan "era jokowi lebih memperhatikan tentara, buktinya asrama kami yang puluhan tahun tak pernah di rehab kini sudah direhab, atap asrama yang sudah bocor sejak lama kini diganti yang baru" sambil menunjukkan ke saya asrama tentara yang sudah selesai direhab.

Jokowi yang karir kepemimpinannya merangkak dari kota solo, lalu provinsi DKI dan kini menjadi Presiden sadar bahwa era politik retorika dan wacana harus diakhiri dan memulai dengan era politik kerja atau politik infrastruktur, olehnya itu sejak kampanye Jokowi telah berulang kali mengatakan saking berulang ulangnya kita bahkan cenderung bosan dengan materi kampanye Jokowi yaitu politik infrastruktur,

Jokowi menjanjikan tol laut sebagai solusi konektifitas antar pulau, membangun waduk, jalan tol kereta sumatera, kalimantan sulawesi dan lain lain. Jokowi menjanjikan sesuatu yang belum dirasakan oleh rakyat alias belum ada saat itu. tanyalah warga entikong bagaimana perubahan infrastruktur dalam dua tahun terakhir ini? Bagaimana pendapat mereka, atau pernyataan apa adanya dari tentara aktif yang asramanya di rehab tahun ini. tentu itu jawaban obyektif rakyat bawah yang tak pernah bicara politik tingkat tinggi.

Akhir-akhir ini SBY merasa terpojok dengan politik infrastruktur Jokowi saking terpojoknya SBY meminta Jokowi untuk mengurangi anggaran infrastruktur dan memperhatikan rakyat miskin sebagaimana pemerintahannya dulu, seolah saat ini Jokowi tak peduli dengan rakyat miskin, atau upaya untuk mengingatkan kembali memori publik tentang perhatian SBY pada rakyat miskin seperti Bantuan Langsung Tunai.

SBY juga terus mengenang pemerintahannya dalam beberapa pekan ini, terakhir saat ini ketika melakukan pembekalan kader Demokrat di Bogor SBY terus membangun romantisme masa lalunya bersama kadernya sendiri, sambil melakukan jeb jeb politik ke Jokowi, misalnya SBY mengatakan ia hanya butuh waktu sehari untuk menentukan anggota Kabinet, seolah menyindir Jokowi yang butuh waktu dua pekan menentukan anggota kabinet kerjanya.

Mengurus negeri ini memang bukan pekerjaan mudah, dan SBY telah memimpin selama 10 tahun, banyak hal yang telah dilakukan SBY dan rakyat tetap mengungatnya, SBY tak perlu risau sejarah 10 tahun kepemimpinannya terhapus oleh politik infratsruktur jokowi yang baru memulai pemerintahannya, Namun SBY juga harus menyadari bahwa apa menjadi prioritas Jokowi saat ini adalah pekerjaan yang ketinggalan dan mestinya bisa diselesaikan SBY dalam 10 tahun pemerintahannya.


Wednesday, March 16, 2016

Jokowi: Jangan Ada Perangkap Politik! DPR Ingin 'Jegal' Calon Independen

Princes -  DPR ingin merevisi UU Pilkada dengan memperberat syarat bagi calon independen. Presiden Jokowi mewanti-wanti agar tak ada perangkap politik dalam revisi tersebut.

Presiden Jokowi hari ini menggelar rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Selasa . Jokowi mengawali pembahasan dengan meminta evaluasi Pilkada Serentak 2015.

"Saya ingin pelaksanaan pilkada mendatang lebih lancar, lebih aman dan disertai perbaikan dari kekurangan ada," kata Jokowi membuka rapat di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Selasa

Menurut Jokowi perlu ada perbaikan regulasi. Ini merupakan sinyal Presiden Jokowi setuju revisi UU Pilkada.

"Perlu ada perbaikan regulasi memayungi pelaksanaan pilkada selanjutnya sehingga lebih baik. Koreksi penyempurnaan yang bersifat pilkada kemarin juga memuat aturan baru yang sifatnya antisipatif ke depann," kata Jokowi.

"Saya tidak ingin bersifat tambal sulam hanya tutupi kekurangan lalu. harus antisipatif di masa yang akan datang," tambahnya.

Namun, revisi yang dilakukan haruslah untuk perbaikan kualitas pilkada. Jangan hanya sekadar menindaklanjuti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) meringankan syarat calon independen. Jangan pula membuat aturan yang memperberat.

"Kita bisa memuat aturan-aturan baru yang belum diatur dan tentu saja sifatnya adalah antisipasif ke depan. Dan saya tidak ingin aturan-aturan regulasi pilkada bersifat tambal sulam yang sifatnya menutupi kekurangan-kekurangan yang lalu namun intinya harus antisipasif terhadap hal-hal yang terjadi di masyarakat yang akan datang. Karena jelas bahwa UU yang tambal sulam itu akan memakan energi, waktu dan biaya," jelas Jokowi.

Jokowi juga berharap regulasi tersebut benar-benar menjadi payung hukum yang sifatnya jangka panjang. Dia juga minta agar dilakukan pemetaan masalah serta memperhatikan betul revisi UU Pilkada yang dilakukan.

"Saya meminta diperhatikan betul revisi UU Pilkada tidak ada perangkap-perangkap kepentingan politik jangka pendek, tetapi benar-benar ini harus menjamin proses demokrasi di daerah agar bisa berjalan dengan kooperatif. Saya minta juga rumusan pasal-pasalnya jelas, tidak menimbulkan multitafsir," jelas Jokowi.

Saturday, February 13, 2016

Tuduhan Konyol Pada Jokowi

Princes - Wacana Presiden Joko Widodo akan menyampaikan permintaan maaf kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) terus mengundang kontroversi. Bahkan banyak kalangan mulai melancarkan kritik keras hingga berbagai tuduhan kepada mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Tuduhan Konyol Pada Jokowi

Salah satu tuduhan yang muncul berasal dari sebuah akun twitter yang menamakan diri “Semar”. Melalui akun @TM2000Semar, pada Senin (13/7/2015), akun tersebut membongkar 25 bukti bahwa Jokowi merupakan seorang PKI. Namun belum diketahui secara pasti kebenaran bukti-bukti dari kultwit dalam akun tersebut.

Namun tuduhan ini sebenarnya bukan hal baru. Sebagian dari tuduhan ini sudah muncul sejak Pilpres 2014 lalu.

Berikut isi kultwit 25 bukti yang menyebutkan bahwa Jokowi seorang PKI:

1. Bukti Jokowi PKI: sembunyikan indentitas asli dan tempat lahirnya. Ngaku2 lahir di Bantaran Kali Pepe, Munggung, Solo. faktanya? tidak

2. Bukti Jokowi PKI, semula tidak ngaku berasal dari Giriroto Ngemplak Boyolali, Basis PKI terbesar RI 1955-1965. Raih 21 dari 34 kursi

3. Bukti Jokowi PKI, sembunyikan nama asli orang tuanya. Widjiatno, biasa dipanggil Pak Widji oleh tetangga, diganti dengan Noto Mihardjo

4. Bukti Jokowi PKI, widji ayah Jokowi Ketua Operasi Perlawanan Rakyat (OPR) Pembunuh puluhan umat Islam 1 Okt 1965 di Giriroto, Boyolali

5. Bukti PKI : Tutupi fakta ayahnya melarikan diri saat operasi TNI. Ayah jokowi sembunyi 4 thn di Wonogiri, bersama Supardi Tokoh PKI

6. Bukti Jokowi PKI : sembunyikan fakta ayahnya, Widji sembunyi ngumpet di Makam Raden Umar Said bersama Supardi, skrg nyamar kuncen makam

7. Bukti Jokowi PKI : Jokowi rutin kunjungi Supardi aka Mbah Pardi yg skrg nyamar jadi kuncen Makam Keramat R Umar Said di Wonogiri.

8. Bukti Jokowi PKI : Jokowi didoktrin PKI dan dimentor Mbah Pardi tokoh PKI yg juga mentor satgas2 PDIP Boyolali, Klaten dan Solo. Ngeri !

9. Bukti Jokowi PKI : jokowi muncul jd cawalkot Solo dan direkomendasi Seno Kumuharsdjo tokoh LEKRA PKI atas permintaan Mbah Pardi.

10. Bukti Jokowi PKI : dia tak pernah tunjukan akte lahir, buku nikah, kartu keluarga asli dll. Takut jadi bukti nama ayahnya : widjiatno

Yah itulah Tuduhan tuduhan yang dilontarkan Oleh para Lawan Politik Jokowi dan Para Mafia yang Anti Jokowi karena Jokowi seorang yang hidup dalam kesederhanaan dan Jujur serta Bertanggung Jawab dalam Memimpin Negara Indonesia